Ketika Tiga Ustadz Bertemu Berbagi Cerita Di Kedai Kopi Hatipun Menjadi Ceria

Pemerintah218 views

MabesNews.com, Batam| Ini mungkin pertemuan secara kebetulan atau mungkin rencana Allah Subhana Wataala sehingga tiga muballigh dari 3 generasi yang berbeda.

Bertempat di sekretariat PMB Batam Kota di kedai kopi Abdul Rahman Tahap 3 kios B1 no 11-12 Botania ketiga muballigh dalam generasi yang berbeda ditempat tersebut tepatnya pada hari Jumat, 15 Agustus 2025, pukul 13.30 setelah sama sama melaksanakan Khotib Jumat ditempat yang ditentukan sesuai dengan yang tertera dijadwal masing masing.

Saat bertemu masing masing menceritakan pengalamannya. Nawir Hasbullah no BK 104 yang mengaku masuk PMB sejak tahun 2018 pada masa kepemimpinan Ahmadin.

Dia mengaku saat khotib tadi mengangkat “Kiat Kiat Sholat Khusu”. Menurutnya untuk mencapai kekhususan dalam sholat ada beberapa yang harus dipersiapkan di antaranya adalah persiapan. Dalam persiapan ini yang paling utama adalah memperbaiki wudhu, pakaian yang bersih, menghafal bacaan bacaan dalam sholat. Persiapannya harus matang dan memakan waktu yang cukup lama.

Dan dianjurkan agar setiap Minggu agar mendatangkan ahlinya untuk mengajari kita, dan jangan merasa malu atau minder tutur ustadz Nawir kepada wartawan media ini.

Selain itu seorang muballigh harus memahami bacaan bacaan dalam sholat, minimal alfatihah harus dikuasai arti dan mahrajal hurufnya. Ustadz ini juga mencontohkan dengan membacakan surah Al-fatihah yang terdiri dari tujuh ayat.

Selain itu saat sholat harus konsentrasi dan fokus dalam pelaksanaan sholat, dan pikiran kita benar hanya pada sang pencipta.

Ketika kita membaca bacaan sholat maka perhatian bacaan dan fokus pikiran betul betul terarah pada satu tujuan yaitu kepada Allah Subhana Wataala. Dia menegaskan masa ketika mau menghadap sama walikota saja kita berpakaian bersih sementara kepada Allah kita berpakaian seadanya, ini miris jadinya dengan nada yang tegas dan berapi api.

Selain itu harus memperbanyak doa dengan zikir. Dia mengatakan bahwa dengan berzikir maka hati menjadi tenang. Jadikanlah zikir itu sebagai alat untuk mengingatku dalam setiap saat.

Senada dengan hal tersebut Ustadz Rahman no BK no 66. Menurutnya walaupun sama judulnya yang dibawakan oleh ustadz Nawir tetapi isi pasti berbeda beda sesuai dengan tingkatan kualitas muballigh yang bersangkutan.

Untuk mencapai kekhususan itu maka pertama harus minta pertolongan agar selama dalam pelaksanaan sholat harus kita selalu mendapatkan perlindungan darinya.

Dengan mendekatkan diri maka harus benar benar konsentrasi semoga tercapai apa yang diinginkan dan diharapkan dari sang pencipta.

Mengapa penulis mengatakan bertemunya muballigh dengan tiga generasi yang berbeda. Ustadz Abdul Rahman sudah bergabung dengan persatuan Muballigh Batam pada tahun 2016 dengan usianya yang ke 64, sedangkan Nursalim masuk PMB tahun 2007, sedangkan Ustadz Nawir masuk PMB tahun 2018 dan saat ini telah memasuki usia yang kelima puluh. Lahir pada tanggal, 7 September 1973. Usia boleh bedah tetapi tepat pada tujuan yang sama yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran. (Nursalim Turatea).