Peristiwa 27 Juli 1996 atau lebih dikenal dengan Tragedi Kudatuli sebuah konflik internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Pemerintah174 views

MabesNews.Com, JakartaTragedi itu bermula dari penyerbuan pendukung Soerjadi ke kantor DPP PDI Jalan Diponegoro 58 pada 27 Juli 1996. Penyerbuan tersebut pecah hingga berakhir dengan kerusuhan dan menelan banyak korban. Begitu juga dengan kerugian material.Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang baru lima hari dideklarasikan (22 Juli 1996) di gedung YLBHI, dituding sebagai dalang kerusuhan.Mendagri rezim Orde Baru menerbitkan SK yang intinya menyebut PRD beserta ormas afiliasinya sebagai partai terlarang. Para aktivis PRD dan underbownya, yakni Serikat Tani Nasional (STN), Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI), Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (Jakker), dan Sarekat Rakyat Indonesia (SRI), diburu.

Sejumlah pengurus penting partai berhasil ditangkap, termasuk Ketua Umum PRD beserta 13 orang pengurus dan anggota, dijebloskan ke dalam penjara. Bahkan, sejumlah aktivis lainnya hilang. Kemudian, ada yang muncul dengan testimoni sebagai korban penculikan.

Berikut sejumlah tokoh aktivis PRD dan afiliasinya yang diburu rezim Orde Baru paska meletusnya peristiwa Kudatuli.Di antaranya pernah dikejar-kejar, ditangkap, dipenjara, diculik dan disiksa, namun berhasil selamat.

1. Nezar Patria

Ia merupakan Sekjen Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) sempat menjadi korban penculikan. Paska peristiwa Kudatuli meletus, Nezar Patria termasuk aktivis yang masuk daftar hitam perburuan rezim Orde Baru.Usai mengalami penyekapan dan penyiksaan beberapa hari, Nezar akhirnya dibebaskan. Berbeda dengan kawan-kawannya yang terjun ke dalam partai politik. Nezar Patria mengawali perjalanan dengan menekuni dunia jurnalis hingga menjadi pimpinan sejumlah media massa.

Pada 2016, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan Nezar Patria sebagai anggota Dewan Pers yang kedua, yakni periode 2016-2019. Sebelumnya pada periode 2013-2016 ia juga menjabat sebagai Dewan Pers.Sejak 2020, laki-laki kelahiran Aceh 5 Oktober 1970 dan pernah kuliah di Fakultas Filsafat UGM itu menjabat sebagai Direktur Kelembagaan Pos Indonesia. Kini, ia dipercaya menjadi Wakil Menteri Kominfo.

2. Budiman Sudjatmiko

Ketua Umum PRD itu ditangkap bersama 13 orang pengurus lainnya dan dijebloskan ke dalam penjara. Budiman lahir di Desa Pohonjean, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 10 Maret 1970.

Dunia aktivis memaksa Budiman meninggalkan bangku kuliah di Fakultas Ekonomi UGM yang baru dienyamnya dua semester. Pada 28 April 1997, hakim PN Jakarta Pusat menjatuhi vonis 13 tahun penjara. Budiman didakwa merongrong ideologi negara Pancasila.Pada 10 Desember 1999 Presiden Abdrurrahman Wahid atau Gus Dur memberikan amnesti yang dengan demikian Budiman Sudjatmiko bebas secara hukum.

“Segera setelah keluar dari LP Cipinang tanggal 10 Desember 1999 berdasarkan amnesti Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Budiman kembali memimpin PRD,” tulis Miftahuddin dalam buku Radikalisasi Pemuda, PRD Melawan Tirani.