MabesNews.Com |Medan — Gubsu H. Edy Rahmayadi menurut rencana akan membuka resmi Perayaan Milad ke- 54 DPP Aceh Sepakat – Sumatera Utara di Balai Raya Aceh Sepakat (BRAS), Jalan Mengkara 2 Medan Petisah, Minggu (22/1/2023 ) sekitar pukul 9.30-12.15 WIB.
Insya Allah, Gubernur akan membuka kegiatan perayaan milad ke- 54 yang dirangkaikan peluncuran buku berjudul “Mengenal Ulama Aceh di Medan Sumatera Utara” dan kenduri menu daging sapi masakan khas Aceh untuk seribu tamu undangan termasuk masyarakat Aceh di daerah ini.
Hal itu diungkap Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Suriadin Noernikmat,ST,MM didampingi Sekretaris Panpel.Mahyani Muhammad,SH,M.Kn, Ketua Bidang Hukum Saifuddin AW,SH, panpel M Hasbi Mustafa,.NezarJuli. dan lainnya pada rapat panitia di Sekretariat Yayasan Aceh Sepakat Sumut, Jumat (30/12/2022).
Suriadin mengakui sedianya Milad ke-54 digelar pada 31 Desember 2022, namun karena sesuatu hal diundurkan hingga Minggu 22 Januari 2023. Dalam kegiatan ini panpel juga sepakat menyerahkan penghargaan atau plakat. Plakat ini akan diserahkan oleh Ketua Umum DPP Aceh Sepakat Sumut H Mukhtar,MM kepada tokoh pendiri Aceh Sepakat Sumatera Utara.
“Kita bersyukur kepada Allah SWT atas rahmatNya organisasi sosial dalam perjalanan nya kian matang. Itu sebabnya sudah sepantasnya, panitia menyerahkan penghargaan berupa plakat kepada para pendiri organisasi sosial kemasyarakatan ini, “ucap Suriadin Noernikmat yang juga Sekum Dewan Musapat (DM)
Sekretaris Panpel Mahyani Muhammad,SH,M.Kn menambahkan untuk mengambil berkah, panpel juga menyerahkan santunan kepada anak yatim dan shalwat kepada Rasulullah SAW bertepatan pada perayaan Milad 54 Aceh Sepakat Sumut Sedangan untuk menyemarakkan perayaan ini kita menampilkan tari-tarian tradisional Aceh ,” untuk menghibur para tamu.
“Insha Allah atas kerjasama panpel yang baik dan tangguh, Milad ke 54 Aceh Sepakat Sumatera Utara sukses dengan dukungan semua pihak, ” ucap Mahyani Muhammad yang juga Ketua Bidang Pendidikan Aceh Sepakat Sumatera Utara.
Menyinggung tentang buku Mengenal Ulama Aceh di Medan Ketua Bidang Hukum DPP Aceh Sepakat Sumatera Utara, Saifuddin AW, SH,SE memaparkan penulis buku berjudul Mengenal Ulama Aceh di Medan Sumut adalah Prof Dr HM Hasballah Thaib,MA – Dr H Damakhsyari bin HM Hasballah Thaib,Ph.D.
Penata letak/penata sampul Zamakhsyari dan diterbitkan oleh DPP Aceh Sepakat.Cetakan Pertama: Desember 2022. Kita berharap dengan terbitnya buku ini para generasi muda Aceh akan lebih mengenal para ulama Aceh di Medan Sumatera Utara, kata Saifuddin AW.
Menyinggung tentang isi buku, Saifuddin menjelaskan fakta menunjukan bahwa keyajaan islam dimasa lalu tidak terlepas
dari peran para ulama yang mendapat gelar Waratsatul Anbiya. (pewaris para nabi)
. Peran ulama dalam bidang dakwah dan
pendidikan tidak dapat dilupakan, hanya kadang-kadang tidak diabadikan dalam
bentuk tulisan dan karya monumental.
“Itu sebabnya tangan generasi sesudahnya mengkaji kembali dan mengabadikannya guna dijadikan pedoman dan pendorong semangat untuk mengikuti dan meneladani demi jejak mereka, ” kata Saifuddin mengutip Prof HM Hasballah Thaiib,MA.
Di Sumatera Utara lanjutnya pernah lahir ulama-ulama ahlus Sunnah Wal Jamaah dan Kharismatik yang dikenal bukan saja di daerah ini dan Indonesia tapi juga dimanca negara.
“Kalau kita baca buku yang kecil ini lebih diperkenalkan beberapa ulama Aceh yang berkiprah di Medan, Sumatera Utara sebagaian mereka ada yang telah melaksanakan visi misinya dan sebagian lagi ada yang menunggununggu masa panggilan,” jelas Saifuddin sapaan Ustadz Didin ini.
Namun, hal yang menarik, mereka adalah dari kelompok Muhajirin Aceh. Tapi Mereka mampu berperan sebagai saudara Anshar yang merupakan putra daerah Sumatera Utara. Ada yang berprofesi sebagai pengajar/ guru besar di University dan sebagaian lagi sebagai pengelola pesantren (lembaga pendidikan)
“Sisanya muballigh yang membumikan ajaran islam yang disampaikan dan ditinggalkan Muhammad Rasullah. Keahlian dari sebagian ulama-ulama asal Aceh ini dapat dilihat dari karya Ilmiyah yang sempat dicatat dan yang memilih dalam bentuk diktat serta pengakuan masyarakat. Sebagian dari ulama-ulama asal Aceh ini berasal dari Dayah Tradisional di Aceh,” papar Ustadz Didin.
(Abdi)