Anggota DPRA Ali Basrah dan Sekda Aceh Bustami Hamzah Terima Anugerah SMSI Award

Lainnya216 views
Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus didampingi Ketua SMSI Aceh, Aldin Nl, usai menyerahkan Anugerah SMSI Aceh Award 2023 kepada Bustami Hamzah di Parkside Petro Gayo Hotel di Takengon, Senin malam (08/05/2023)

MabesNews.com | Banda Aceh-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Ali Basrah dan Sekretaris Daerah Aceh Bustami Hamzah menerima Anugerah Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aceh Award (SAA) 2023.

Penghargaan itu bahwa Ali Basrah dinilai oleh tim SMSI sebagai Anggota DPRA Penggerak Pembangunan Daerah. Sedang Bustami Hamzah sebagai birokrat berdedikasi dan berintegritas.

Penghargaan untuk kedua tokoh berdedikasi tinggi itu diserahkan Ketua Umum SMSI Pusat Firdaus didampingi Ketua SMSI Aceh Aldin NL pada Malam Anugerah SMSI Aceh Award 2023 di Parkside Petro Gayo Hotel, Takengon, Aceh Tengah, Senin malam (8/5/2023).

Ali Basrah, orang pertama yang dipanggil ke atas pentas untuk menerima penghargaan. Sekretaris DPD I Partai Golkar Aceh ini sebelumnya telah dijaring tim penilai dan masuk nominasi sebagai penerima award.

Sejak terpilih menjadi anggota DPRA pada Pemilu 2019 dari Daerah Pemilihan (Dapil) 8 meliputi Kabupaten Aceh Tenggara dan Gayo Lues, Ali Basrah dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap daerah pemilihan.

Ali Basrah sering turun ke daerah menampung aspirasi masyarakat dari pemilihannya, yang mendapat julukan “Bumi Sepakat Segenap” dan “Negeri Seribu Bukit” itu.

Kepedulian maupun kedekatannya dengan masyarakat tak diragukan lagi. Meski Ali Basrah tinggal di Banda Aceh, sosok ini tidak asing lagi di mata masyarakat. Sebagai anggota legislatif, ia juga cukup responsif menyikapi setiap masalah yang mengemuka di Aceh.

Sementara Bustami Hamzah juga dikenal sebagai sosok yang tegas dan memastikan penggunaan anggaran publik yang transparan dan akuntabel.

Kepedulian dan dedikasinya terhadap Aceh telah membuat Bustami Hamzah dihormati dan diakui masyarakat Aceh, serta dihargai rekan-rekannya di pemerintahan.

Bustami merupakan teladan bagi para birokrat di Aceh yang memperjuangkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan negara dengan integritas serta dedikasi tinggi.

Itu sebabnya dalam menjalankan tugasnya sebagai Sekretaris Daerah Aceh, Bustami terus berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sekaligus membangun Aceh menjadi daerah yang lebih maju dan sejahtera.

Sosok Ali Basrah

Sosok Ali Basrah tidak hanya hadir ketika menjelang pesta demokrasi saja, tapi dia juga turun meninjau infrastruktur, pendidikan dan menampung aspirasi masyarakat kapan pun dan di mana pun.

Tidak heran bila pada Pemilu 2019 lalu, Ali Basrah memperoleh suara terbanyak dengan jumlah mencapai 25.314 suara. Bahkan suara yang diraih kala itu tertinggi dari 81 anggota DPRA lainnya terpilih.Selain menjabat sekretaris partai, pada masa kerjanya di periode 2019-2024, Ali Basrah juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPRA.

Berdasarkan penuturan anggota DPRA yang lain, Zulfadhli, sosok Ali Basrah merupakan anggota dewan yang pintar dan menjadi tempat bertanya, terlebih bagi anggota DPRA yang baru. Tidak heran karena Ali Basrah merupakan sosok yang pernah cukup lama duduk di birokrasi.

Ali Basrah pernah menjabat Wakil Bupati Aceh Tenggara periode 2012-2017. Selama lima tahun menjabat, Ali Basrah mendampingi Bupati Hasanuddin Beruh, menjalankan roda pemerintahan di kabupaten tersebut. Pasangan ini dianggap sukses memajukan Aceh Tenggara selama lima tahun kepemimpinan mereka.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan data lainnya menunjukkan, selama kepemimpinan Hasanuddin Beruh dan Ali Basrah, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh Tenggara meningkat. Angka kemiskinan dan pengangguran berkurang, pertumbuhan ekonomi meningkat, juga peringkat pendidikan meningkat.

Dalam bidang tata kelola pemerintahan, pasangan ini juga membawa Aceh Tenggara dua kali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK-RI Perwakilan Aceh. Yaitu pada tahun 2015 dan tahun 2017. Pada tahun 2015, kali pertama Aceh Tenggara meraih WTP. Sebelumnya Aceh Tenggara hanya mampu mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Pada bidang infrastruktur tahun 2017, pasangan Hasanuddin Beruh dan Ali Basrah berhasil membawa Aceh Tenggara meraih penghargaan nomor dua terbaik di Wilayah Sumatera dari Bapenas RI.

Sebelum menjabat sebagai Wakil Bupati Aceh Tenggara, Ali Basrah lama bertugas di Dinas Pendidikan Aceh Tenggara. Awalnya, Ali Basrah menjabat sebagai Kasubbag Perlengkapan Kandepdikbud Kabupaten Aceh Tenggara. Kemudian Kabid Bina Program Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tenggara. Selanjutnya dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Aceh Tenggara (2004-2012).

Pada tahun-tahun terakhir ini, Ali Basrah yang beristrikan Hj Asnawati, bahkan digadang-gadang oleh masyarakat menjadi calon Bupati Aceh Tenggara pada Pilkada 2024. Masyarakat di “Bumi Sepekat Segenap” ini agaknya sangat merindukan sosok pemimpin berpengalaman yang mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di kabupaten tersebut.

Ali Basrah lahir di Pulo Nas, Kecamatan Babussalam, Aceh Tenggara, pada 19 Juni tahun 1966. Ali Basrah memulai pendidikannya di SD Negeri 1 Kutacane tahun 1973-1979, SMP Negeri 1 Banda Aceh 1979-1982, SMA Negeri 3 Banda Aceh pada tahun 1982-1985.

Setamat SMA, Ali Basrah menyelesaikan pendidikan S1 dan meraih gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi dari Universitas Syiah Kuala (USK) dan menyelesaikan S2 Magister Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ganesha, Jakarta (2001-2003).

Sosok Bustami Hamzah
Bustami Hamzah adalah seorang birokrat yang memiliki dedikasi dan integritas tinggi dalam menjalankan tugasnya sebagai Sekretaris Daerah Aceh. Ia lahir di Nicah, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen pada 22 Juli 1967.

Bustami menamatkan pendidikan dimulai dari SD Delima di Pidie pada tahun 1981, SMP pada tahun 1984, dan SMA pada tahun 1987 di Sigli. Kemudian, ia melanjutkan studi dan meraih Sarjana Ekonomi di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh pada tahun 1994. Kemudian meraih Magister Ekonomi Pembangunan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung pada tahun 2002.

Usai menempuh pendidikan hingga ke tingkat magister, Bustami telah mengikuti beberapa pelatihan dan pendidikan. Termasuk Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III yang dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi Negara pada tahun 1996 dan pelatihan Antisipasi Penggabungan dan Penghapusan Daerah Otonom Terkait Rendahnya Capaian Kinerja dan Pembangunan Daerah Serta Evaluasi Peringkat Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh Lemhannas pada tahun 2009.

Bersama istrinya Mellani Subarni, Bustami dikaruniai dua orang anak yakni Muhammad Syafiq Al Yasir Bustami dan Muhammad Yafiq Al Fayyadh Bustami.
Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Daerah, Bustami Hamzah telah memiliki pengalaman yang cukup dalam dunia pemerintahan. Ia pernah bertugas di Sekretariat Daerah Aceh sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro Keuangan pada tahun 2004-2008.

Selanjutnya, ia menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Umum Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh pada Maret-Desember 2008, Sekretaris Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh pada tahun 2008-2013, Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh pada tahun 2013-2015, dan Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Ekonomi dan Keuangan pada tahun 2015-2016.

Pada tahun 2019-2021, Bustami menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aceh (BPKA). Ia kemudian dipercaya menjadi Pengadministrasi Kepegawaian di Sekretariat Daerah Aceh pada Januari 2022. Sejak itu hingga kini, Bustami menjabat sebagai Sekretaris Daerah Aceh.

Bustami dianggap sebagai sosok yang visioner dan proaktif dalam mengambil keputusan berkaitan dengan pengelolaan pemerintahan daerah.

Di bawah kepemimpinannya, Aceh telah mengalami kemajuan signifikan di berbagai bidang, termasuk infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi.

Dalam sambutannya di acara penyerahan Anugerah SMSI, Sekda Aceh Bustami Hamzah mengajak seluruh pengurus SMSI Aceh untuk terus berbenah dan meningkatkan kapasitas dalam menghadapi gempuran dunia digital yang semakin berkembang.

Seiring berkembangnya teknologi tersebut menuntut insan pers untuk kreatif, adaptif dan mengikuti dunia kekinian agar insan pers dapat terus tumbuh.(bachtiar adamy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *