Jakarta, Mabesnews.com – Kinerja Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (Kasudin SDA) Jakarta Selatan, Santo, dan jajarannya kembali menuai sorotan tajam. Lantaran kuat dugaan ada penyimpangan dalam proyek di Jalan Ciledug Raya, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Dimana disebut-sebut sebagai “proyek siluman.” Minimnya transparansi dan ketidakteraturan proyek ini menambah daftar panjang kritik terhadap Sudin SDA Jakarta Selatan.
Proyek yang menjadi perhatian publik ini tidak dilengkapi papan informasi, dengan kondisi lokasi yang berantakan dan tidak menunjukkan aktivitas konstruksi signifikan. Hanya terlihat galian kecil, ekskavator yang terparkir lebih dari sebulan, serta karung bertuliskan “SDA Jaksel.” Akibatnya, masyarakat mempertanyakan tujuan dan manfaat proyek tersebut, terutama karena lokasi pekerjaan justru memperparah lalu lintas.
Menurut Anggimar, seorang aktivis lingkungan, proyek ini tampaknya terkait dengan pembangunan drainase bawah tanah (jacking) tahun 2022. Proyek tersebut sebelumnya diklaim bertujuan mengatasi genangan di Kompleks BNI Ulujami dengan mengalirkan air ke Kali Pesanggrahan. Namun, hasilnya dinilai belum optimal hingga saat ini.
“Tidak ada pompa pengalir yang terlihat di lokasi, dan saluran drainase juga tidak menembus ke Kali Pesanggrahan karena terhalang turap beton. Jadi, untuk apa drainase ini dibangun? Seolah proyek ini hanya formalitas tanpa manfaat nyata,” tegas Anggimar.
Warga menyoroti bahwa tanpa pompa dan saluran yang berfungsi dengan baik, proyek ini hanya membuang anggaran tanpa solusi nyata bagi permasalahan genangan. Hingga kini, pihak Kasudin SDA Jakarta Selatan, Santo, belum memberikan klarifikasi terkait tujuan dan manfaat proyek ini.
Kekhawatiran publik semakin memuncak seiring dugaan bahwa proyek ini masuk dalam kategori “proyek siluman,” mengingat pelaksanaannya tidak transparan. Masyarakat mendesak pemerintah, khususnya Inspektorat Pembantu Kota (Irbanko) Jakarta Selatan, untuk segera mengaudit proyek tersebut dan memastikan tidak ada penyimpangan anggaran.
“Kami ingin kejelasan. Proyek ini seharusnya membantu mengatasi genangan, bukan malah menciptakan masalah baru. Kenapa perencanaan tidak matang sejak awal?” ujar Anggimar.
Warga juga kecewa dengan sikap Irbanko Jakarta Selatan yang dianggap lamban dalam menindaklanjuti pengaduan mereka terkait proyek-proyek bermasalah di bawah Kasudin SDA Jakarta Selatan.
“Kenapa Irbanko tidak merespons? Ada apa dengan audit internal mereka?” kata salah seorang warga dengan nada kecewa.
Publik meminta Kasudin SDA Jakarta Selatan, Santo, untuk segera memberikan penjelasan atas proyek ini guna menjawab kecurigaan masyarakat. Mereka juga berharap pemerintah daerah dan Irbanko dapat bekerja lebih tegas dalam memastikan pelaksanaan proyek infrastruktur berjalan transparan, sesuai aturan, dan memberikan manfaat nyata.
Proyek di Jalan Ciledug Raya ini menjadi simbol kekhawatiran masyarakat atas pengelolaan anggaran publik yang dinilai kurang akuntabel. Apakah desakan warga akan dijawab, atau proyek ini akan menambah daftar panjang pekerjaan bermasalah? Waktu yang akan menjawab.