Bijanta Kabusu: Kearifan Lokal sebagai Fondasi Kebangkitan Jeneponto

Oleh Nursalim Turatea, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia Provinsi Kepulauan Riau

MabesNews.com, Sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan kearifan lokal, Indonesia sering kali menemukan kekuatan luar biasa dalam nilai-nilai tradisionalnya. Salah satu yang patut menjadi sorotan adalah nilai luhur Turatea Jeneponto, yang kini dijadikan landasan oleh Bijanta Kabusu dalam menggalang persatuan untuk membangun Jeneponto. Dalam konteks modern, nilai ini tidak hanya relevan tetapi juga mendesak untuk diimplementasikan sebagai solusi atas tantangan yang dihadapi masyarakat.

Bijanta Kabusu, melalui pesannya pada 28 November, menekankan bahwa kekuatan persatuan adalah elemen utama dalam menciptakan perubahan. Filosofi lokal Abbulo Sibatang Accera Sitongka-tongka, yang secara harfiah berarti “bersatu bagai satu batang dan berdialog dengan hati yang satu,” menjadi pengingat akan pentingnya harmoni di tengah masyarakat. Hal ini menjadi langkah awal yang sangat tepat bagi Jeneponto untuk membangun pondasi menuju masa depan yang lebih baik.

Harmoni Sosial sebagai Landasan Pembangunan

Keputusan Bijanta Kabusu untuk menjadikan semangat nilai luhur Turatea Jeneponto sebagai pedoman bukanlah hal yang biasa. Nilai ini mengajarkan bahwa kekuatan kolektif hanya bisa dicapai melalui penyatuan hati, pikiran, dan tindakan seluruh elemen masyarakat. Dalam situasi saat ini, di mana perpecahan sering kali menjadi tantangan utama dalam pembangunan, Bijanta Kabusu telah menunjukkan keberanian visioner untuk mengedepankan harmoni sosial.

Seperti halnya pesta Pabuntingan dalam tradisi Jeneponto yang sarat akan simbol persatuan, semangat kebersamaan ini bukan hanya sebuah upacara simbolik. Lebih jauh dari itu, persatuan yang dicetuskan Bijanta Kabusu adalah langkah strategis untuk menghasilkan produk unggul yang dapat meningkatkan daya saing Jeneponto. Hal ini sejalan dengan pandangan modern tentang pembangunan yang tidak hanya berfokus pada aspek material, tetapi juga pada aspek sosial dan budaya yang menjadi ciri khas suatu daerah.

Persatuan sebagai Pilar Kompetisi Global

Bijanta Kabusu secara tepat menekankan bahwa kesuksesan suatu daerah tidak cukup hanya dengan narasi dan simbolisme belaka. Apa yang dibutuhkan adalah hasil nyata berupa produk unggul dan daya saing tinggi. Dalam era globalisasi, ketika persaingan antarwilayah semakin ketat, keunggulan komparatif menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang.

Sebagai seorang wartawan, saya melihat langkah Bijanta Kabusu ini sebagai bentuk inovasi sosial yang memadukan nilai-nilai lokal dengan tuntutan global. Nilai luhur Turatea Jeneponto memberikan pendekatan unik yang dapat menjadi pembeda Jeneponto dibandingkan daerah lain. Dengan memanfaatkan kearifan lokal, Jeneponto tidak hanya dapat menciptakan harmoni sosial tetapi juga memproduksi barang dan jasa yang mencerminkan identitas lokal sekaligus memenuhi standar pasar global.

Dukungan dan Komitmen Semua Pihak

Keberhasilan visi Bijanta Kabusu sangat bergantung pada dukungan penuh dari semua elemen masyarakat. Pemerintah, akademisi, pengusaha, dan masyarakat umum harus bersinergi untuk memastikan nilai luhur ini diimplementasikan dengan baik. Dalam diskusi yang berlangsung, antusiasme berbagai pihak menunjukkan bahwa masyarakat Jeneponto memiliki harapan besar terhadap visi ini.

Pernyataan seperti “Setuju Karaeng” dari anggota diskusi, misalnya, adalah bentuk kepercayaan terhadap kepemimpinan yang berani mengambil langkah inovatif. Namun, kepercayaan ini harus dijawab dengan kerja nyata, termasuk program-program yang mendukung pengembangan kapasitas masyarakat, pelestarian budaya, dan peningkatan kualitas produk lokal.

Nilai Luhur Turatea sebagai Pilar Masa Depan

Sebagai penutup, nilai luhur Turatea Jeneponto adalah pengingat bahwa kekuatan terbesar suatu daerah terletak pada persatuannya. Dalam konteks Jeneponto, persatuan ini harus diterjemahkan ke dalam upaya kolektif untuk menciptakan perubahan. Bijanta Kabusu telah menunjukkan jalan, dan kini tugas kita bersama adalah memastikan visi ini terwujud.

Sebagai Ketua IWO Indonesia di Kepulauan Riau, saya merasa terinspirasi oleh langkah Bijanta Kabusu ini. Nilai luhur Turatea mengajarkan bahwa wartawan, sebagai pilar keempat demokrasi, juga memiliki tanggung jawab untuk menyebarluaskan nilai-nilai positif seperti Abbulo Sibatang Accera Sitongka-tongka. Melalui tulisan ini, saya berharap dapat turut memperkuat semangat persatuan dan kebersamaan demi masa depan Jeneponto yang lebih baik.

Mari kita jadikan nilai luhur Turatea sebagai panduan untuk membangun Jeneponto yang tidak hanya maju, tetapi juga bermartabat dan penuh dengan kebanggaan akan identitasnya. Dengan demikian, Jeneponto akan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional sebagai daerah yang harmonis, produktif, dan unggul.