MabesNews.com-Medan-Era sekarang dan mendatang peranan energy listrik paling penting menyusul era transformasi ke mobil listrik, sepeda motor listrik bahkan emak-emak masak didapur akan memakai kompor/peralatan listrik.
Energy yang dibutuhkan adalah green energy dan renewable energi atau yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui yang bersumber dari matahari, angin, air, panas bumi dan lainnya.
“Kebutuhan listrik diseluruh Indonesia akan sangat besar dan merata, oleh karenanya akan dibangun interkoneksi (transmisi) listrik antar pulau melalui kabel laut sehingga terkoneksi Sumatera,Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi,” kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Khairul Mahalli saat berbicang kepada media ini di Medan, Rabu 6/11/2024.
Mahalli menyebutkan tahap pertama kabel laut Selat Sunda menghubungkan Sumatera dan Jawa serta kabel laut Selat Bali menghubungkan Jawa dan Bali. Tahap kedua kabel laut Jawa menghubungkan Jawa dan Kalimantan.
Tahap ke tiga kabel laut Selat Makasar menghubungkan Kalimantan dan Sulawesi. Dengan demikian maka kebutuhan listrik dapat diperoleh dengan merata tidak ada pemadaman bergilir serta murah karena terkoneksi antar pulau.
PANGAN
Berbicara tentang kebutuhan pangan Indonesia seperti beras kata Dewan Pakar Arenas Prabowo ini akan semakin besar seiring pertambahan penduduk.
Begitu juga kebutuhan pangan di negara-negara lain juga meningkat sehingga banyak negara yang tidak bersedia menjual berasnya.
Itu sebabnya lanjut Mahalli pemerintah Indonesia harus melakukan swasembada pangan untuk menjaga ketahanan pangan. Kita maklumi generasi muda banyak yang tidak tertarik menjadi petani karena profesi petani dianggap sebagai profesi miskin, tidak punya masa depan dan pekerjaan kotor.
“Bahkan insinyur pertanian tamatan Institut Pertanian Bogor (IPB) saja lebih suka jadi bankir atau ASN tidak mau jadi
petani. Kalau begitu siapa yang menyediakan pangan indonesia? Pemerintah harus melakukan modernisasi pertanian baik intensifikasi (mengintensifkan lahan yang ada) maupun ekstensifikasi (membuka lahan baru) agar produksi per hektarnya tinggi,” ujar Mahalli yang juga Ketum Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki) dan Ketum Kadin Sumatera Utara ini.
Lantas bagaimana modernisasi di sektor pertanian ini ? Mahalli menerangkan meliputi perbaikan sawah-sawah, penyediaan irigasi (terutama untuk sawah tadah hujan), penyediaan bibit unggul, alat mekanis/traktor baik untuk mencangkul hingga panen, pupuk, teknologi, pelatihan dengan memanfaatkan BUMN idfood sebagai pembeli siaga (offtaker).
BUMN idfood ini juga dapat dimanfaatkan sebagai penjaga mata rantai pasok pangan Indonesia sehingga harga pangan terjangkau daya beli masyarakat. Dengan demikian produksi petani tinggi, mereka makmur, petani bersih pakai traktor sehingga menarik para generasi muda untuk menjadi petani modern di negeri ini,” papar Mahalli seraya menambahkan sehingga indonesia akan menjadi swasembada pangan bahkan dapat menjadi eksportir pangan dan berperan sebagai stabilisator pangan.(tiar)