MabesNews.com, Lahat – Guna menjaga dan melestarikan Aksara Ulu, pemerintah Kabupaten Lahat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan gelar implementasi dan bimbingan teknis penggunaan Aksara Ulu Lahat, yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Orchid Lahat, pada Kamis (31/10).
Kegiatan tersebut di buka langsung oleh Pj Bupati Lahat Imam Pasli SSTP MSI, didampingi Asisten I H. Rudi Thamrin SH MM, kepala OPD, para guru SD dan SMP di Kabupaten Lahat.
Pj Bupati Lahat Imam Pasli SSTP MSI mengatakan, Kabupaten Lahat adalah suatu daerah yang mempunyai peradaban yang tinggi dari jaman dulu mempunyai megalitit yang jumlahnya paling banyak dan sebarannya juga paling banyak se-indonesia.
“Salah satunya Aksara ulu tentu nenek moyang mungkin saja ada pesan-pesan nasehat alhamdulillah sekarang banyak juga masyarakat kita yang sudah tau bukan cuman menulis saja, tau bagaimana cara baca Aksara ulu tersebut,” ujarnya.
Sambung Imam, Jadi, para guru pelajari apa yang disampaikan narasumber dalam kegiatan ini harapannya ilmunya tadi dapat diajarkan kembali kepada anak didik kita.
Lebih lanjut, kegiatan ini dapat di tindak lanjuti, kepada guru guru, hasil pelajaran guru ke anak murid harus di ukur apakah sudah berhasil atau belum, dengan mengadakan perlomba di hari-hari besar atau sebagainya.
“Saya minta agar aksara ulu ini dapat diketahui masyarakat lebih banyak kegiatan pelatihan dan upaya pengenalan, Aksara Ulu tersebut dapat dijadikan kurikulum sekolah bahan ajar muatan lokal,” ucap Imam.
Adapun, narasumber pada kegiatan ini Ketua komunitas aksara ulu Sumatra Selatan, Nuzulul Ramadhona, MPd. Dengan jumlah peserta 302 terdiri dari guru bahasa IndonesiaIndonesia jenjang SMP, guru kelas jenjang SD dan perwakilan kepala OPD.
Kegiatan ini dapat di tindak lanjuti, kepada guru guru, hasil pelajaran guru ke anak murid harus di ukur apakah sudah berhasil atau belum, bagaimana caranya, adakan lomba.
Disamping itu, Plh. Dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Lahat Eti Listina, SP MM mengatakan, tujuan dilaksanakan kegiatan ini upaya untuk menjaga dan melestarikan aksara ulu yang nyaris punah.
“Dengan kegiatan ini dapat memberikan pelatihan kepada para guru-guru terkait bagaimana cara menulis, membaca dan menggunakan Aksara ulu sehingga dapat di terapkan pada sekolahnya masing-masing,” ucapnya.
(Feri)