Mabesnews.Com – Pembentukan satuan antariksa oleh TNI Angkatan Udara (TNI AU) menjadi topik yang ramai dibicarakan setelah wacana tersebut diangkat oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono. Langkah ini dinilai sebagai upaya untuk memperluas peran TNI AU dalam pertahanan ruang angkasa, sebuah langkah strategis di era teknologi modern.
Menurut Andi Widjajanto, seorang ahli pertahanan dan mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, wacana ini bisa mengarah pada dua hal utama: memperkuat peran TNI AU atau memperluas tugas dan kewenangan institusi tersebut. Dalam diskusi yang berlangsung di Pusat Kebudayaan Amerika Serikat, Jakarta, pada 26 September 2024, Andi menegaskan bahwa teknologi antariksa sudah menjadi bagian integral dari operasional TNI AU saat ini, khususnya dalam hal pengendalian alutsista.
Andi Widjajanto menjelaskan bahwa peran antariksa dalam pertahanan Indonesia sudah berjalan secara de facto. TNI AU, seperti halnya matra pertahanan lainnya, sudah menggunakan satelit untuk mendukung berbagai operasi militer. Penguasaan ruang angkasa, menurutnya, akan menjadi salah satu elemen penting yang harus terintegrasi dalam struktur militer Indonesia. Hal ini sejalan dengan semakin pentingnya penguasaan teknologi antariksa dalam konteks pertahanan modern.
“Pergerakan alutsista kita di semua matra harus mengandalkan satelit, sehingga pada akhirnya penguasaan ruang angkasa harus menjadi bagian dari integrasi pertahanan kita,” kata Andi.
Sejumlah negara telah mengambil langkah lebih maju dengan membentuk satuan antariksa tersendiri. Amerika Serikat mendirikan matra antariksa pada 2019 yang merupakan pengembangan dari komando gabungan mereka, Air Force Space Command. Sementara China pada 2024 membentuk satuan serupa yang mencakup berbagai bidang seperti antariksa, siber, dan logistik. Negara-negara lain seperti Prancis, Kolombia, Iran, Rusia, dan Spanyol juga memperluas kekuatan matra udaranya untuk mencakup wilayah antariksa.
Namun, untuk Indonesia, Andi menyebut kemungkinan besar penguatan akan diarahkan pada TNI AU, tanpa perlu membentuk matra baru. “Arah untuk Indonesia lebih kepada memperkuat TNI Angkatan Udara dalam memanfaatkan teknologi antariksa,” ungkapnya.
Dalam amanatnya yang disampaikan saat seminar di Yogyakarta, Marsekal TNI M. Tonny Harjono menekankan bahwa ruang angkasa adalah masa depan pertahanan nasional. Penguasaan ruang angkasa akan menjadi kunci utama dalam menjaga kedaulatan Indonesia di masa depan. Untuk itu, berbagai persiapan perlu dilakukan, mulai dari penguasaan teknologi, peningkatan kompetensi prajurit, hingga investasi dalam teknologi dan alutsista terkait keantariksa.
“Penguasaan ruang angkasa akan menjadi kunci kedaulatan nasional pada era modern ini,” ujar Marsekal Tonny.
Lebih lanjut, KSAU juga menegaskan pentingnya belajar dan berkolaborasi dengan negara-negara yang lebih dulu memiliki satuan antariksa, seperti Amerika Serikat, Australia, dan Prancis. Hal ini bertujuan untuk memahami konsep dan praktik terbaik dalam membentuk satuan antariksa yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia.
Pembentukan satuan antariksa oleh TNI AU adalah langkah penting dalam memperkuat pertahanan nasional di era modern. Penguasaan ruang angkasa akan menjadi elemen kunci dalam menjaga kedaulatan Indonesia, terutama dalam konteks teknologi yang semakin berkembang. Dengan memanfaatkan pengalaman dari negara lain dan mempersiapkan infrastruktur serta sumber daya manusia yang mumpuni, Indonesia berpotensi untuk meningkatkan kapasitas pertahanan antariksa secara signifikan., ‘Mabesnews. Com