MabesNews.com, Kab. Cirebon – Baru-baru ini dunia kewartawanan Cirebon dihebohkan oleh sebuah buku terbitan Balai Pustaka karangan Sudarno DKK (dan kawan-kawan, red) yang berjudul “Sejarah Pemerintahan Militer dan Peran Pamong Praja Di Jawa Timur Selama Perjuangan Fisik 1945-1950”, buku yang ditulis Sudarno DKK tersebut seperti buku-buku pada umumnya. ada kata pengantar, kata sambutan, prakata, daftar isi, dan pendahuluan. buku yang dibuat Balai Pustaka dan diterbitkan pada tahun 1993, memuat isi Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dibawah Naskah Teks Proklamasi, ada tulisan HADIR PADA PENGUCAPAN TEKS PROKLAMASI. hadir dari golongan tua, diantaranya, Sukarno, Moh. Hatta, Abikusno, Sukarjo W, Rajiman, Wakil Walikota Suwiryo, Ibu Fatmawati, Ny. S. K. Trimurti, dan KH. W Hasyim. dari kalangan Perwira Peta, Abd. Kadir, Latief Hendraningrat, Dr. Sucipto, Daan Yahya, Arifin Abdurahman, dan Singgih. dari Barisan Pelopor, Drs. Marsudi dan Asmarahadi. dari Barisan Pelopor Istimewa, Sudiro, Suhud Sastro K, dan Supono. dari Kalangan Pers, Suroto, S. F. Mendur, dan Syahrudin.
Ketiga orang yang disebut terakhir dan dari kalangan Pers, Jurnalis, Wartawan, menurut Ketua Forum Silaturahmi Pemuda Cirebon (FSPC) Saeful Mu’minin atau yang akrab dipanggil Eep adalah orang-orang yang mempunyai andil besar dalam menyiarkan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia keseantero Dunia. namun, sejak negara ini berdiri sampai memiliki kementerian penerangan, dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) hingga munculnya undang-undang pers nomer 40 tahun 1999 serta berdirinya Dewan Pers. nama Suroto, S. F. Mendur, dan Syahrudin, tidak pernah disebut oleh penyiaran berbagai macam media massa. hingga mendorong seorang Eep sang ketua FSPC bersuara dan berharap ketiganya diakui oleh negara sebagai Pahlawan Nasional Indonesia karena peran sertanya dalam mempublikasikan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia hingga diakui oleh Dunia.
Ditemui dan diwawancarai dikediamannya sekaligus kesekretariatan FSPC pada Jum’at 13 Oktober 2023 oleh beberapa wartawan dan wartawati, Eep berseloroh “sebagai seorang jurnalis, pers, wartawan, atau apapun sebutannya. anda semua (menyebut wartawan media ini dan rekan-rekannya, red) wajib mengetahui, bahwa ada ketiga nama orang pada jaman kemerdekaan dahulu yang memposisikan diri sebagai wartawan. namun aneh, beliau bertiga tidak pernah disebut bahkan tidak dimasukkan kedalam kategori pahlawan nasional. untuk itu, saya atas nama pribadi dan forum silaturahmi pemuda cirebon. mendorong kepada pemerintah, agar mengakui dan mengangkat ketiganya jadi pahlawan nasional. biar kehadiran wartawan saat inipun diakui peran sertanya dalam memajukan negara, dan biar tidak terjadi lagi diskriminasi maupun kriminalisasi wartawan. karena wartawan ternyata punya pahlawan namun tidak disebut atau diakui, saya berharap pemerintah peduli akan sejatinya kebebasan pers” pungkas Saeful Mu’minin alias Eep.
Weni jurnalist